Label

Kamis, 13 Desember 2012

HIKAYAT



Hikayat Si Miskin

Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.
Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.”
Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.
Setelah genap bulannya kandungan itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih sayang.
Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.
Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.
Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.
Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.
Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar.
Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemui oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.
Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.
Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.
Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.
Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.
Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).
Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.

Sinopsis :
Setelah Raja Keindraan terkena kutukan oleh Batara Indra, Dia dan istrinya jatuh miskin.Dan saat itu dia dipanggil Si Miskin.Si Miskin dan Istrinya diusir dan dimusuhi oleh penduduk daerah Antah Berantah.Dan mereka akhirnya pergi meninggalkan daerah Antah Berantah tersebut.Pada saat istri si Miskin mengandung 3 bulan, Dia mengidamkan buah mempelan di sekitar istana raja.Tanpa disangka, raja memberikan buah itu sukarela.Dan pada suatu saat lahirlah anak dari Si Miskin.Saat si Miskin menggali tanah untuk membuat tenda, dia menemukan mahkota raja.Dan pada saat itu terciptalah kerajaan Puspa Sari yang dipimpin oleh si Miskin.Beberapa bulan kemudian istri si Miskin melahirkan anak kedua.Kerajaan Puspa Asri bertambah Jaya.Raja Antah berantah iri dan dengan siasat jahatnya dia berhasil membuat kedua anak si Miskin diusir.Setelah berpuluh-puluh tahun berpisah, akhirnya keduanya kembali bertemu dan akhirnya keduanya hidup damai,tapi sekarang Si Miskin kembali Miskin





UNSUR  INSTRINSIK :
1.     Tema        : Perjalanan Hidup
2.     Alur            : Maju

Tahapan Alur:
A.    Pengenalan :
·         Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.(Pada paragraph 1)
B.     Muncul Konflik :
·         Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.(Pada paragraph 7)
C.     Ketegangan :
·         Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
·         Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar.(Paragraf 10)
·         Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.(Paragraf 11)
Penyelesaian :
·         Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani). (Paragraf 15)
·         Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya. (Paragraf 16)

3.     Penokohan              :           a. Protagonis     : Maharaja Indra Angkasa
b. Antagonis     : Maharaja Indra Dewa
c. Tritagonis     : Marakarmah

4.  Perwatakan               :
1.     Maharaja Indera Angkasa (Si Miskin) : Sabar, adil, pemurah, mudahterpengaruh.
2.     Tuan Putri Ratna Dewi : Baik, penyayang
3.     Maharaja Indera Dewa (raja Antah Berantah) : Iri hati, jahat, licik.
4.      Nila Kesuma : Patuh pada orangtua 
5.      Marakarmah : Patuh pada orangtua, bijaksana.
6.     Cahaya Chairani : Baik hati
7.     Nenek Kebayan : Baik hati, penolong, penyayang.
8.     Nahkoda kapal : Jahat

5. Setting/ Latar :
A.             Setting Tempat :
- Negeri Antah Berantah,
·         ..... dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. (Paragraf 2)
- Di hutan,
·         Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. (Paragraf 11)
·         Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki.(Paragraf 2)
- Di Pasar,
·         Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. (Paragraf 4)
- Negeri Puspa Sari,
·         Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari.(Paragraf 6)
- Di lautan,
·         Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. (Paragraf 12)
- Di tepi pantai pulau raksasa,
·         Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. (Paragraf 12)
- Di kapal,
·         Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut….(Paragraf 12)
- Negeri Palinggam Cahaya,
·         Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di         Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi r        aja di Palinggam Cahaya. (Paragraf 16)

B.             Setting Suasana :
- Tegang, mencekam dan ketakutan,
·         Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. (Paragraf 2)
·         Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam.(Paragraf 4)
·         Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut.(Paragraf 11)
- Bahagia,
·         Setelah genap bulannya kandungan itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih saying.(Paragraf 5)
·         Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.(Paragraf 6)
- Menyedihkan,
·         Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. (Paragraf 2)

c. Setting Waktu : Malam, siang
·         Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.(paragraf 2)

6. Sudut Pandang Pengarang : Orang ketiga, karena pengarang hanya berperan sebagai
  pengantar cerita.
·         Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.(Pada paragraph 1)
·         Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya.(Paragraf 3)

7. Gaya Bahasa : Melayu Klasik
        
·         . Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. (Paragraf 3)
·         Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. (paragraf 6)

8. Amanat :
-  Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oran lain.
-  Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati.
-  Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.
-  Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
-  Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.


NILAI-NILAI DALAM HIKAYAT SI MISKIN
  1. Nilai Moral
- Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
- Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain.
- Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
- Jangan mudah iri kepada orang lain, karena hal tersebut dapat mendorong kita untuk berbuat hal yang tidak baik.
  1. Nilai Budaya
- Sebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua.
- Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang tua.
- Seorang anak hendaknya dapat membahagiakan orangtuanya.
  1. Nilai Sosial
- Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
-  Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.
-  Seorang pemimpin harus memiliki sikap adil dan pemurah kepada rakyatnya.
  1. Nilai Relligius
-  Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.
-  Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.
- Hendaknya kita selalu berdoa dan mendekat pada Tuhan di dalam segala hal yang kita alami dalam hidup kita.
  1. Nilai Pendidikan
-  Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
- Sebagai seorang anak kita harus menghormati dan berbakti pada orangtua dan dapat membahagikan orangtua kita.

UNSUR EKSTRINSIK
  1. Latar belakang penulis :  
   a. Seorang raja lebih mempercayai hasil ramalan seorang ahli nujum
Bukti :
·         Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(paragraf 9)
2.     Seseorang yang sangat miskin, akan diusir dan dibenci masyarakat
Bukti :
·         Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya (paragraf 2)
3.     Jaman dahulu, jika ada pencuri, maka akan dikeroyok warga
Bukti :
·         Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak,(paragraf 11)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar