Label

Kamis, 11 Oktober 2012

tentang hipnosis/hipnotis


Hipnosis berasal dari kata “hypnos”,  nama dewa tidur orang Yunani Kuno. Kata “hypnosis” pertama kali diperkenalkan James Braid, seorang dokter dari Inggris  (1795 – 1860). MenurutAmerican Psychological Association bahwa  hipnosis adalah  a cooperative interaction in which the participants responds to the suggestions of the Hypnotist.  Hipnosis merupakan salah satu teknik yang digunakan di lingkungan dunia psikologi dan medis untuk kepentingan terapi, terutama untuk  mengurangi rasa sakit dan kecemasan. Seperti yang dilakukan Freud, penggagas utama aliran psikoanalisa, yang banyak  menggunakan teknik hipnosis untuk kepentingan pengobatan kliennya

Saat ini di Indonesia hipnosis menjadi sangat populer, terutama setelah banyak digunakan untuk kepentingan hiburan, khususnya dalam atraksi sulap, sebagaimana sering kita saksikan dalam tayangan televisi, misalnya atraksi.yang diperagakan oleh Romy Rafael, Uya Kuya  dan para pesulap lainnya. Belakangan  ini hipnosis semakin banyak dibicarakan orang, yang seolah-olah  dikaitkan  dengan berbagai tindakan kejahatan.
Terkait dengan cara kerja hipsosis, menurut  John Kihlstrom, “The hypnotist does not hypnotize the individual. Rather, the hypnotist serves as a sort of coach or tutor whose job is to help the person become hypnotized”. Dari pernyataan ini tampaknya cara kerja hipnosis sangat bergantung pada kesiapan dan kerelaan dari orang yang dihipnosisnya.
Setiap individu mempunyai pengalaman hipnosis yang beragam, beberapa orang mengatakan bahwa selama dalam kondisi  terhipnosis mereka mengalami perasaan relaksasi yang ekstrim.   Di satu sisi ada yang mengatakan  bahwa ketika terhipnosis, segala  tindakannya berada  di luar kesadaran mereka, di lain pihak  ada pula yang mengatakan  bahwa mereka sepenuhnya tetap dalam keadaan sadar.
Hasil eksperimen yang dilakukan Ernest Hilgard terhadap dua kelompok yang terhipnosis dan tidak terhipnosis menunjukkan bahwa  hipnosis dapat mengubah persepsi seseorang.  Dalam eksperimen tersebut, kedua kelompok diminta untuk meletakkan tangan ke dalam air es yang dingin dalam waktu beberapa menit.. Ketika mengangkat kembali tangannya, kelompok yang tidak terhipnosis merasakan rasa sakit di tangannya, sementara mereka yang  terhipnosis mampu mengangkat kembali tangannya dengan  tanpa  mengalami rasa sakit.
Sementara itu, pengalaman pribadi saya, ketika masih bertugas sebagai guru BK di sebuah SMA, saya pernah menangani kasus yang tergolong berat. Karena faktor keterbatasan kemampuan dan kewenangan saya sebagai Guru BK, saya menyarankan klien saya untuk  berkonsultasi dengan psikolog. Rupanya saran saya pun ditanggapi dengan baik oleh klien saya dan kedua orang tuanya, Tak lama setelah berkonsultasi dengan psikolog, dia bercerita kepada saya bahwa dia mendapatkan terapi hipnosis dari psikolog yang bersangkutan. Dia mengalami perasaan yang jauh lebih lega dibandngkan sebelum mengikuti hipnosis. Namun dari apa yang dia ungkapkan dan dilihat dari raut mukanya, dia tampak seperti  orang yang mengalami kelelahan. Boleh jadi, proses katarsis yang dialaminya melalui hipnosis telah cukup menguras energi psikisnya.
Berikut ini beberapa kegunaan dari aplikasi  hipnosis dalam dunia medis:
  • Treatment  kondisi nyeri kronis, seperti pada rheumatoid arthritis.
  • Treatment  dan pengurangan sakit saat melahirkan.
  • Pengurangan gejala demensia.
  • Hipnoterapi gejala ADHD.
  • Mengurangi rasa mual dan muntah pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
  • Mengendalikan rasa sakit selama prosedur pengobatan gigi.
  • Membatasi  atau mengurangi kondisi kulit termasuk kutil dan psoriasis.
  • Pengentasan gejala asosiasi dengan Irritable Bowel Syndrome .
Banyak orang berpikir bahwa mereka tidak dapat dihipnosis, namun hasil penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar orang ternyata dapat dihipnosis (hypnotizable).
  • Lima belas persen orang sangat responsif terhadap hipnosis.
  • Anak-anak cenderung lebih rentan terhadap hipnosis.
  • Sekitar sepuluh persen orang dewasa dianggap sulit atau tidak mungkin untuk dihipnosis.
  • Orang mudah berfantasi jauh lebih responsif terhadap hipnosis.
Beberapa Mitos tentang Hipnosis
Mitos 1: Bila Anda terbangun dari hipnosis, Anda tidak akan ingat apa-apa yang terjadi ketika Anda terhipnosis. Hipnosis memang memiliki dampak yang signifikan terhadap memori. Pasca-hipnosis dapat menyebabkan seseorang melupakan hal-hal tertentu yang terjadi sebelum atau selama hipnosis, namun efek ini sifatnya terbatas dan sementara.
Mitos 2: Hipnosis dapat membantu orang mengingat rincian pasti  tentang kejahatan yang mereka saksikan. Hasil penelitian telah menemukan bukti bahwa hipnosis tidak mengarah kepada peningkatan memori yang signifikan atau ketepatan, dalam hipnosis sangat mungkin tergungkap  hal yang tidak sebenarnya atau terjadi distorsi memori..  Oleh karena itu, data yang terungkap melalui hipnosis  tidak bisa dijadikan sebagai bukti atau kesaksian atas  suatu tindakan kejahatan.
Mitos 3: Anda dapat dihipnosis melawan kehendak Anda. Meskipun banyak diceritakan ada orang yang dihipnosis tanpa persetujuannya, tetapi sesungguhnya hipnosis membutuhkan partisipasi sukarela dari  orang yang yang bersangkutan.
Mitos 4: Orang yang mengpnotis memiliki kontrol penuh terhadap tindakan Anda ketika  Anda sedang  dihipnosis. Orang yang menghipnosis tidak dapat membuat Anda melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai atau moral yang Anda yakini.
Mitos 5: Hipnosis dapat membuat Anda super-kuat atau hebat. Hipnosis memang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja/penampilan seseorang, tetapi tidak lantas  membuat orang menjadi kuat atau hebat, di luar batas kemampuan fisik yang sebenarnya.
Sumber: berbagai macam sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar